Monday 30 April 2018

Tadabbur Nisfu Sya'aban


1 Mei 2018/15 Sya'aban 1439H

Tadabur nisfu syaban

Ada kisah indah yg ditulis didalam buku tafsir karya Ibnu Katsir.

Dalam ayat kelapan. Su rah Al-Anfaal, harta rampasan perang.

Dari bahasan Ibnu Katsir, beliau tuliskan di situ. Hanya di tiga ayat pertama. Tapi, sungguh betapa dalamnya tafsir yang beliau tuliskan.

Lihat pada  ayat pertama.

*فاتقوا الله وأصلحوا ذات بينكم*.*..

Oleh sebab itu, bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu

Ibnu Katsir menuliskan, Bertaqwalah kepada Allah dalam semua urusanmu, dan perbaikilah segala sengketa yang terjadi di antara kamu. Jangan menganiaya. Jangan berkelahi. Dan apa yang diberikan Allah kepadamu, terimalah. Dan jangan bertengkar kerana itu.

Beliau melengkapi pertuturan dengan keterangan dari sebuah hadis yang diriwayatkan Abul Ya’la Almaushili.

Anas Radhiyallahu ‘anhu berkata, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam duduk di antara kami, tiba-tiba beliau tersenyum sehingga tampak gigi serinya.

Umar pun bertanya, “Apakah yang menyebabkan tertawamu, ya Rasulullah?”

Jawab Nabi, “Ada dua orang berlutut di hadapan Allah Rabbul ‘Izzati. Orang pertama berkata, Aku menuntut hakku yang dianaya oleh kawanku itu.

Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya, Kembalikan haknya. Jawab orang itu, Tiada sisa dari kebaikanku.”

Maka berkatalah orang yang menuntut itu, Suruhlah ia menanggung dosaku.

Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mengalir air matanya sambil bersabda, *“Sesungguhnya hari itu sangat ngeri. Hari ketika setiap orang ingin kalau ada orang yang dapat menanggung dosanya.”*

Allah Ta’ala pun berfirman kepada orang yang menuntut. “Lihatlah ke atas kepalamu. Perhatikanlah surga-surga itu,” Ia mengangkat matanya, lalu berkata, “Ya Tuhanku, aku melihat ada gudang-gudang dari emas bertaburkan mutiara, untuk Nabi yang manakah? Atau shiddiq yang manakah? Atau syahid yang manakah itu?”

Jawab Allah Ta’ala, “(Syurga) itu untuk siapa yang dapat membayar harganya.”

Ia bertanya, “Siapakah yang dapat membayar harganya?”

Jawab Allah, “Engkau mempunyai harganya.”

Ia bertanya, “Apakah itu, ya Tuhan?”

“Memaafkan kawanmu itu,” jawab Allah.

Langsung ia berkata, “Aku maafkan dia.”

Allah Ta’ala berfirman, “Peganglah tangan kawanmu itu dan masuklah kalian berdua ke dalam syurga.”

Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam membaca, “Fattaqu Allahu wa ashlihuu dzaata bainikum.” Allah memperbaiki (mendamaikan) hubungan antara kaum mukminin di Hari Kiamat.

“… oleh sebab itu, bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu.” (Qs. al-Anfaal 8: 1)

صدق الله العظيم
mohon maaf ya semua 🌹🌹🌹

Thursday 26 April 2018

Apakah bacaan Al Quran ku sia-sia?

Tadabbur
27.4.18
🍒🍋🍒🍋🍒🍒🍋🍒

*APAKAH BACAAN AL-QUR'AN KU SIA-SIA ?*

Pernahkah kita berfikir, "Percuma shj baca Al-Qur'an tapi tidak tahu ertinya."
Atau "Baca Al-Qur'an tapi tidak tahu ertinya itu sia-sia saja."
Ternyata anggapan seperti tidak sepenuhnya benar. Membaca  Al Qur'an membawa munafaat yang luar biasa terhadap hidup manusia. Walaupun hanya dengan membaca saja tanpa mengetahui ertinya.

*_Pertama_*, dari segi pahala (kebaikan) yang kita perolehi, satu huruf akan dinilai 10 kebaikan. Berapa banyak kebaikan yang kita peroleh jika kita membaca 1 surah, bahkan 1 juz. Maa syaa Allah..

_Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipat ganda
menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)_

*_Kedua_*, membaca Al Qur'an dapat membersihkan hati manusia yang rajin membacanya. Ya, hanya membacanya saja. Walaupun kita tidak mengetahui maknanya dari bacaan Al-Qur'an yang kita baca.

Ada sebuah kisah yang bolih menjadi analogi betapa dahsyatnya pengaruh membaca Al Qur'an bagi hati kita walaupun kita tidak mengetahui maknanya. Berikut kisahnya :

Alkisah, ada seorang anak bertanya kepada datuknya:
“atuk, apa gunanya aku membaca Al qur’an, sementara aku tidak mengentahui maknya dan maksud dari Al qur’an yang kubaca ?“
Lalu si atuk
menjawabnya dengan tenang:
“Cubalah ambil sebuah bakul batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku  air dengan bakul itu.“
Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan atuknya, tapi semua air yang dibawanya habis sebelum ia sampai di rumah.

Atuknya berkata :
“Kamu harus berusaha lebih cepat.“
Atuk itu meminta cucunya kembali ke sungai. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi bakulnya kosong (tanpa air) sebelum sampai di rumah.

Dia berkata kepada atuknya
“Tidak mungkin bolih membawa air dengan bakul ini. Aku ingin menggantinya dengan baldi “
“Aku ingin bakul air, bukan baldi air.“ Jawab atuk.

Si anak kembali mencuba, dan berlari lebih cepat lagi. Namun tetap gagal juga. Air tetap habis sebelum ia sampai di rumah. bakul itu tetap kosong. “atuk, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja. Air pasti akan habis di jalan sebelum sampai di rumah “

Atuk menjawab:
“Mengapa kamu berfikir ini tidak ada gunanya? Cuba lihat dan perhatikan baik-baik apa yang terjadi dengan bakul tu.“
Anak itu memperhatikan bakul nya, dan ia baru menyedari bahwa bakul nya yang tadinya kotor berubah menjadi sebuah bakul yang BERSIH, luar dan dalam.

“Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Al Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sedari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupanmu.

Maasyaa Allah.. Tidak ada yang sia-sia ketika kita membaca Al Qur’an walaupun tidak tahu ertinya. Hanya dengan sering membacanya saja akan membuat hati kita menjadi *bersih*. Apalagi jika kita membaca erti dan memahami isi Al-Qur'an, pasti kita akan mendapatkan kehebatan yang lebih dari sekadar membacanya saja.

3 perkara yang di benci Allah s.w.t

🌹❤🌹

Tazkirah pagi Jumaat
27.04.18

*3 perkara yang dibenci Allah SWT*

بسم الله الرحمن الرحيم

كتاب الزكاة
باب قول الله تعال : "لا يسألون الناس إلحافا"

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ ابْنِ أَشْوَعَ عَنْ الشَّعْبِيِّ حَدَّثَنِي كَاتِبُ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنْ اكْتُبْ إِلَيَّ بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَتَبَ إِلَيْهِ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ *إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثًا قِيلَ وَقَالَ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَال*ِ. رواه البخاري

*Ertinya :*
Dari Asy-Sya'biy telah menceritakan kepada saya penulis Al Mughirah bin Syu'bah berkata; Mu'awiyah menulis surat kepada Al Mughirah bin Syu'bah (yang isinya); "Tuliskanlah untuk aku sesuatu yang kamu dengar dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam ". Maka dia menulis untuknya: "Aku mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: *" Allah membenci untuk kalian tiga hal: "Orang yang menyampaikan setiap hal yang didengarnya, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya".*
HR. al Bukhari (w. 256 H)

Setidaknya, melalui hadis ini Rasulullah SAW mencoba menyampaikan tiga hal yang dibenci oleh Allah SWT ketika tiga hal tersebut dilakukan oleh kita selaku umat Rasulullah SAW.

*Pertama*, adalah menyampaikan setiap hal yang di dengar tanpa menyelidik/tabayyun kesahihan. Bolih saja, apa   didengar adalah berita bohong atau palsu sehingga menimbukan kemudharatan ketika hal tersebut disebarluaskan.

*Kedua*, adalah mensia-siakan harta. Yakni membelanjakan harta untuk sesuatu   kurang bermanfaat baik bagi diri peribadi maupun orang lain. Padahal Islam sendiri menekankan kita untuk menyukai berinfaq, yakni membelanjakan harta di jalan Allah SWT.

*Ketiga*, adalah banyak bertanya. Adapun maksud dari banyak bertanya disini adalah dalam konteks hal yang tidak memerlukan pertanyaan, atau bertanya dengan niat ingkar seperti kisah Bani Israil.
Namun dalam konteks belajar dan mencari pengetahuan,  bertanya tentang hal yang belum kita ketahui sangatlah dianjurkan. Bahkan dalam sebuah riwayat lain Nabi pernah bersabda : _“bukankah ubat dari kebodohan adalah bertanya?”_

Semoga kita senantiasa terhindar dari 3 hal yang dibenci oleh Allah SWT tersebut.